Mengatasi Reaksi Kusta Tipe II Berat

Image Description
Admin Dokter post
Sep 28, 2018
Foto pasien reaksi kusta ok stripalllossy1ssl1

Sore itu di Group Diskusi Klinis Faskes Primer…

screenshot-kasus-reaksi-kusta

Mohon KONSUL KULIT dr. Ardsari,Sp.KK

Jenis kelamin: laki2
Usia: 59 thn
Keluhan saat ini: badan lemas, mengantuk, tdk mau makan, bicara pelo, lidah terasa kebas, BAB hitam seperti kecap
Sudah berapa lama: 1 minggu
Pasien adalah penderita kusta, pengobatan di puskesmas kami selesai th 2016.
Sekitar 3 bulan yg lalu px mengalami reaksi & mendapatkan terapi prednison dosis tinggi selama 8 minggu.

Pemeriksaan fisik px saat di IGD puskesmas : ku lemah
Kesadaran somnolen GCS E4V5M6
TD 80/50 mmhg Nadi 112 x semenit reguler lemah, RR 20x/menit suhu 38,5
Wajah oedema,
Cor pulmo dbn,
Abdomen: nyeri tekan epigastrium
Odema pd kedua kaki, tdk didapatkan kelumpuhan pd anggota gerak.
Nyeri tekan pada palpasi nervus ulnaris +
-Foto Lesi : terlampir

foto-pasien-reaksi-kusta-ok

Pasien ini kami rujuk ke RS Kusta Dok, tapi kami mohon komentar dari dr. Ardsari Sp. KK utk pelajaran bagi kami

Atas perhatiannya …kami sampaikan banyak terima kasih dok…


Beberapa waktu kemudian, dr Ardsari, SpKK menjawab…

Dari klinis tampak multipel nodul eritematus, menggambarkan suatu reaksi ENL

Guideline terapi utk reaksi ENL memang steroid dosis tinggi lalu ditappering off secara perlahan.

Steroid yg diberikan tentunya harus dgn pertimbangan, ada tidak nya penyakit yg lain, seperti DM/HT/ riwayat stroke

Bila dirasa penyakit yg lain lebih mengancam nyawa, atau dlm kondisi KU pasien lemah, sebaiknya pemberian steroid digantikan dgn obat lain spt NSAID dan lebih mengutamakan pengobatan penyakit dasar yg lebih mengancam nyawa.

Apapun diagnosa nya yg memerlukan terapi steroid oral, hrs ditanyakan ada tidaknya riwayat DM/HT/gangguan Ginjal/riwayat stroke/ gastritis kronis


Reaksi Kusta di Faskes Primer

Reaksi kusta adalah suatu episode inflamasi akut atau subakut yang didasari proses imunologik pada perjalanan penyakit kusta yang kronik. Reaksi kusta dpaat menyerang kulit, saraf, membran mukosa, dan organ lainnya. Penanganan reaksi kusta yang tidak tepat dan tidak adekuat dapat menyebabkan kecacatan, baik deformitas maupun disabilitas. Terjadinya reaksi merupakan salah satu karakteristik penyakit kusta. Reaksi ini dapat terjadi pada semua tipe kusta kecuali kusta tipe indeterminate.

Terdapat tiga tipe reaksi kusta, yaitu reaksi tipe 1 atau reaksi reversal, reaksi tipe 2 atau eritema nodosum leposum, dan fenomena Lucio.

  1. Reaksi tipe 1 ditandai dengan episode meningkatnya aktivitas inflamasi pada kulit dan/atau saraf pada pasien dengan tipe borderline yang status imunologiknya tidak stabil (tipe BT, BB, BL).
  2. Sedangkan reaksi tipe 2 atau ENL berhubungan dengan imunitas humoral dengan terbentuknya kompleks imun tanpa disertai perubahan spektrum penyakit, biasa terjadi pada kusta tipe LL dan BL.
  3. Fenomena Lucio merupaka suatu bentuk reaksi yang jarang terjadi, yang ditemukan pada pasien kusta Lucio. Sebagai tambahan, neuritis akut dapat terjadi secara terpisah atau merupakan bagian dari rekasi kusta.

Reaksi kusta merupakan dasar terjadinya neuritis, dan neuritis merupakan gejala awal terjadinya deformitas, disabilitas, dan kecacatan yang mengakibatkan terbentuknya stigma pada pasien kusta. Identifikasi dan tatalaksana reaksi kusta sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting dilakukan.

Tatalaksana Reaksi Kusta

Reaksi kusta tidak dapat diprediksi dan dicegah, tetapi terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan agar kecacatan tidak terjadi lebih lanjut, yaitu diagnosis dan memberikan terapi reaksi kusta sedini mungkin. Langkah-langkah tersebut adalah

  1. Melatih tenaga kesehatan di faskes primer untuk dapat mengenali tanda dan gejala reaksi kusta secara dini, sehingga dapat merujuk pasien dengan kecurigaan reaksi kusta kepelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk didiagnosis dan ditatalaksana dengan baik.
  2. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya keteraturan pengobatan penyakit kusta dan pasien harus menyelesaikan pengobatannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
  3. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala awal reaksi kusta dan neuritis dan meminta mereka untuk segera melaporkan kepetugas kesehatan bila pasien mengalami hal tersebut.
  4. Tanda dan gejala awal sugestif reaksi kusta:
  • Inflamasi kulit (eritema, nyeri, pana, edema) pada lesi kusta yang sudah ada sebelumnya
  • Benjolan (nodus) yang terasa nyeri di kulit (biasanya di wajah dan paha)
  • Sensasi baal dan kesemutan pada ekstremitas
  • Hilangnya sensasi, kelemahan, dan paralisis otot-otot ekstremitas
  • Refleks kedip hilang atau tidak teratur
  • Kelopak mata menutup tidak sempurna
  • Mata merah
  • Gangguan penglihatan
  • Luka yang tidak nyeri
  • Kulit kering dan pecah-pecah
  1. Pasien dengan risiko tinggi mengalami reaksi kusta harus diperiksa secara berkala, minimal sebulan sekali.
  2. Memulai terapi reaksi sedini mungkin.

Kortikosteroid (prednisoslon) masih merupakan terapi utama dan terapi pilihan pada tatalaksana awal reaksi kusta. Mekanisme kerja kortikosteroid yaitu melalui ikatan dengan reseptor glukokortiroid (GR) pada reseptor membentuk dimer dan berkaitan dengan gen yang peka terhadap steroid yang dikenal dengan nama glucocorticoid response element (GRE).

Dosis dan Durasi Terapi Prednisolon Oral

WHO tahun 1998 merekomendasikan suatu regimen standar terapi RR dengan pemberian prednisolon selama 12 minggu.

dosis-prednisolon-oral-reaksi-kusta-tipe-1

Sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang disusun oleh Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2012, standar kompetensi penyakit kusta bagi lulusan dokter umum adalah 4A yaitu mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas. Untuk penyakit kusta dengan reaksi tingkat kompetensinya adalah 3A, yaitu mampu mendiagnosis , melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk pada kondisi bukan gawat darurat.


Hasil Follow Up Pasien Paska Terapi

foto-pasien-reaksi-kusta-sembuh

Dr. Ardsari Sp. KK & dr. Akbar Fahmi tersebut diatas adalah foto px MH reaksi berat + komplikasi yg dulu sy konsulkan sudah pulang dari RS & membaik

TD 100/70 nadi 82x semenit bicara tdk pelo lagi keluhan tinggal lidah terasa pahit belum enak makan

Terima kasih atas advis yang sudah diberikan

testimoni-dkfktp-reaksi-kusta


Sponsored Content

PROMO DVD Dermatologi Faskes Primer

Satu DVD isinya 3 materi Dermatologi keren

dr-ardsari-SpKK-1

  1. Diagnosis dan Terapi Infeksi Menular Seksual (Gonorhea, Sipilis, Herpes Genitalis dsb)
  2. Diagnosis dan Terapi Dermatitis Atopik
  3. Diagnosis dan Terapi Viral Exanthema (Campak, Rubella, Rubeola, dsb) => New Release

Harganya cuma 156 ribu

Pre-order sekarang, dikirim tanggal 05 Oktober 2018 => bonus buku saku keren Diagnosis dan Tatalaksana Dermatitis Atopik (Success Story) senilai 99 ribu

Pemesanan via link order ini atau WA Yahya (085608083342)

Semoga Bermanfaat^^

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....