Diagnosis dan Tatalaksana Keracunan Organofosfat

Image Description
Admin Dokter post
Aug 05, 2016
img description

Pasien percobaan bunuh diri, dengan minum pestisida (organofosfat) memang jarang ditemukan. Namun, dokter yang praktek di daerah rural akan lebih mungkin menemui kasus tersebut. Karena jarang terjadi, sangat mungkin dokter mengalami "insiden lupa dosis" ketika tiba-tiba menemui kasus keracunan organofosfat.

Sebenarnya, jika kita mengetahui prinsip penatalaksanaan kasus keracunan organofosfat, tentu pasien akan sangat mungkin dapat tertolong. Namun, memang lebih ideal jika kita memberikan terapi berdasar dosis standar.

Diagnosis dan Tatalaksana Keracunan Organofosfat

Untuk merefresh memori kita, kami mencoba menuliskan kembali prinsip penatalaksanaan pasien keracunan organofosfat. Tulisan ini kami rujuk dari Buku EIMED Biru PAPDI. Kami tulis hanya bagian-bagian paling penting saja. Kami merekomendasikan sejawat membaca buku EIMED Biru untuk mempelajari penatalaksanaan yang lebih komprehensif.

Diagnosis Keracunan Organofosfat

Sebagian besar kasus keracunan organofosfat mudah ditegakkan karena informasi riwayat minum racun serangga sering mudah didapatkan melalui heteroanamnesis. Diagnosis keracunan organofosfat terkadang sulit untuk dilakukan jika tidak ada informasi "pasti" yang menyatakan pasien post minum organofosfat. Karena gejala keracunan organofosfat terkadang mirip dengan keracunan carbamate. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat akan sangat membantu menegakkan diagnosis.

Anamnesa bertujuan untuk mencari kemungkinan kontak dengan insektisida. Anamnesis yang cermat mulai dari pekerjaan, penggunaan insektisida sampai dengan kemungkinan kecelakaan/tercemar dengan insektisida.

Diagnosa dibuat berdasar kecurigaan klinis, tanda klinis dengan karateristik adanya bau pestisida, gejala mual, muntah, diare, pusing (dizziness), nyeri kepala, hipersalivasi, otot mengalami fasiculasi, tampak agitasi, berkeringat banyak, penurunan kesadaran, pupil miosis, dan ter-jadi gangguan pernapasan. Gejala-gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

  1. Overstimulasi muscarinic: bradikardia, bronchorrhea, bronchospasm, diar-hea, hipotensi, lacrimasi, miosis, hipersalivasi, urinasi, vomiting.
  2. Overstimulasi nicotinic pada saraf perifer: agitasi, midriasis, berkeringat dan takikardia.
  3. Overstimulasi nicotinic pada neuromuskuler junction: fasiculasi, kelemah-an otot dan paralise.

Diagnosa pasti keracunan organofosfat ditegakkan dengan pengukuran butirilkoinesterase atau asetilkolinesterase di darah/pasma atau lebih akurat eritrosit asetilkolinesterase.

EKG dilakukan untuk mendeteksi adanya aritmia atau prolong QT interval.


=

Sponsored Content

Bukan rahasia umum, EKG adalah kompetensi "penting" dokter umum. Tidak hanya pada kasus nyeri dada spesifik (kecurigaan Sindroma Koroner Akut), ilmu EKG diperlukan untuk banyak kasus kegawatdaruratan lain (misal Aritmia karena keracunan organofosfat).

Kemarin tim DokterPost.com minta dr. Ragil Nur Rosyadi, SpJP untuk ngajari sejawat DokterPost.com tentang bagaimana biar sejawat bisa MAHIR BACA EKG. Ini behind the scene pembuatan videonya.

Videonya gedhe banget, hampir 7 GB. Biar sejawat di Papua dan Indonesia Timur yang lain bisa ikut belajar juga, akhirnya kami putuskan untuk distribusikan videonya dalam bentuk DVD.

Saat ini masih proses editing, tapi kemarin sudah ada 250 dokter yang pre-order dari sabang sampai merauke.

Yang mau pesan MAHIR BACA EKG, bisa kontak kami disini ya

kontakin.com/dokterpost atau SMS/WA 085608083342 (Yahya)


=

Tatalaksana Keracunan Organofosfat

Penatalaksanaan dasar dari keracunan terdiri:

  1. Supportif dan Decomentasi (mencegah kontak selanjutnya dengan bahan beracun),
  2. Melakukan eliminasi bahan racun,
  3. Pemberian anti-dotum,
  4. Pencegahan terhadap kejadian keracunan.

Tindakan supportif berupa ABC (Airway-Breathing-Circulation), yaitu pemberian oksigenasi dan kalau perlu bantuan ventilasi, pertahankan jalan napas dan mengatasi gangguan hemodinamik dan gangguan aritmia.

Dekontaminasi gastrointestinal dengan melakukan kumbah lambung atau pemberian activated charcoal (arang aktif) atau melalui tindakan endoskopi/tindakan operatif, pencucian mata atau pencucian kuit.

  1. Lavage Lambung (kumbah kambung), memberikan 5 ml cairan/kgBB dengan sonde lambung no.40 (dewasa) dan no.28 (anak), akan menurunkan absorpsi 52% bila dilakukan dalam waktu 5 menit, 26% bila dilakukan dalam 30 menit dan hanya 16% bila dilakukan 1 jam setelah minum bahan toksik. Kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi diantaranya aspirasi (10%) dan perforasi/salah masuk (1%)
  2. Arang aktif, diberkan dalam larutan secara oral, dosis 1 gr/kgBB. Menurunkan absorpsi 73% bila diberikan dalam 5 menit, 51% bila dalam waktu 30 menit, 36% bila diberikan dalam waktu 1 jam. Efek samping mual, muntah, diare atau konstipasi.

Eliminasi dilakukan dengan pemberian aranga aktif atau forced emesis, pemberian oral fluid dan hemodialisis.

Terapi Farmakologis Keracuanan Organofosfat

Pada keadaan darurat prinsip penanganan ialah resusitasi, pemberian oksigen pemberian atropin, cairan dan asetilkolinerase reactivator (oxime).

Atropin (iv) diberikan secara infus dengan dosis 0.02-0.08 mg/kg per jam atau 70 mg/kg infus selama 30 menit atau dosis intermiten 2 mg tiap 15 menit sampai hipersekresi terkendali. Efek takikardia dihindari dengan pemberian diltiazem atau propranolol.

Ozime/Pralidoxime diberikan dosis 4 gr/hari dibagi dalam 4 dosis. WHO merekomendasikan penggunaan oxime (pralidoxime chloride/obidoxime) pada penderita simptomatik yang memakai atropin. Dosis loading 2 g per iv lambat (20 menit) dan dilanjutkan dengan 1 gr per infus setiap jam.

Pengobatan lain ialah pemberian magnesium sulfate atau pemberian sodium bicarbonate untuk melakukan alkanisasi urin dalam rangka eliminasasi bahan beracun Diazepam (iv), bila kejang atau bila terjadi delirium.

Untuk dokter di Instalasi Gawat Darurat, menguasai prosedur tatalaksana keracunan organofosfat dengan atropin saja sudah cukup. Prinsipnya adalah membuat atropinisasi terjadi, dan merujuk pasien ke fasilitas kesehatan dengan sarana yang lebih lengkap.

Tips: Untuk menghindari kemungkinan lupa dosis, sejawat bisa taruh buku EIMED PAPDI BIRU di Instalasi Gawat Darurat. Jika tiba-tiba ada kasus keracunan organofosfat tinggal buka aja. 🙂

Semoga Bermanfaat^^

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....