Amunisi Terapi Congestive Heart Failure di Tempat Praktek Dokter

Image Description
Admin Dokter post
Jul 18, 2017
Img 61e763ea887c6 stripalllossy1ssl1

Tadi ada ilmu yang sangat bermanfaat di Group Diskusi Kasus Klinis bersama dr Gusti, SpPD.

Jadi ceritanya ada sejawat yang punya pasien dengan keluhan utama bengkak. Di bawah ini saya ceritakan kembali kronologisnya.

16 Juli 2017

Laki-laki 65 tahun, keluhan kedua tungkai bengkak, tangan dan wajah bengkak, sesak napas. Sudah 3 bulan berobat ke Puskesmas (pasien BPJS), merasa tidak ada perubahan periksa ke praktek dokter swasta.

Pemeriksaan Fisik: Tensi 180/110 mmHg, Suhu tubuh 36,9C, Frekuensi Nadi 80, Respiratory 40-50x/menit.

Pasien saya sarankan cek lab; SGPT, SGOT, Albumin, Globulin, Colesterol total, trigliseride, LDL,HDL, Ureum, Creatinine.

Terapi sementara

  1. Furosemide 2×1
  2. Zendalat 2×1

17 Juli 2017

Pasien datang dengan tensi 110/70 mmHg, keluhan jantung terasa deg-degan, oedema berkurang.


=
Kasus ini cukup menarik, karena pasien adalah pasien BPJS tidak mampu dengan setting fasilitas kesehatan dengan sumber daya terbatas. Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Berikut adalah jawaban dari dr Gusti, SpPD

Kasus ini saya setuju untuk kemungkinan CHF nya. Gunakan saja kriteria Framingham yang sudah hampir pasti dipahami semua Dokter karena cukup sederhana. Perhatikan kriteria Framingham bahwa 70% ditegakkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik. Tidak perlu biaya banyak.

Bisa kah masuk diagnosa CKD?? Ya bisa saja tapi jangan stop disitu. Cari dan perbaiki faktor-faktor diluar ginjalnya dulu. Kasus ini belum perlu HD saat ini, terapi konservatif dulu.

  1. Optimalisasi obat-obataan seperti ACE inhibitor atau ARB
  2. Kendalikan tekanan darah
  3. Evakuasi cairan dengan diuretik

Terapi Congestive Heart Failure

Pasien gagal jantung kronik adalah salah satu yang paling banyak kita temui di praktek sehari-hari. Hal ini bisa terjadi karena kendali hipertensi di masyarakat kita kurang optimal. Salah satu kondisi gagal jantung kronik yang paling sering dijumpai adalah congestive heart failure.

Salah satu tools yang paling powerful dalam menegakkan diagnosis Congestive Heart Failure adalah dengan menggunakan Framingham Criteria. Kriteria ini cukup mudah dipahami dan tidak mahal untuk dilakukan.


Sumber Gambar: www.nejm.org

Berdasarkan kriteria di atas, pemeriksaan penunjang yang penting pada pasien CHF di antranya adalah Foto X-Ray dan EKG. EKG penting untuk diperiksa, karena pada pasien CHF dapat terjadi komplikasi aritmia yang mengancam nyawa pasien. Selain itu, EKG penting untuk membedakan suara tambahan S3 dan Gallop pada pasien terjadi karena CHF atau sudah aritmia.


=

Sponsored Content

Bukan rahasia umum, EKG adalah kompetensi "penting" dokter umum. Tidak hanya pada kasus nyeri dada spesifik (kecurigaan Sindroma Koroner Akut), ilmu EKG diperlukan untuk banyak kasus kegawatdaruratan lain (misal Henti Jantung dan Aritmia).

Kemarin tim DokterPost.com minta dr. Ragil Nur Rosyadi, SpJP untuk ngajari sejawat DokterPost.com tentang bagaimana biar sejawat bisa MAHIR BACA EKG. Ini video contoh analisis kasus blok jantung dari dr Ragil, SpJP

Videonya gedhe banget, hampir 7 GB. Biar sejawat di Papua dan Indonesia Timur yang lain bisa ikut belajar juga, akhirnya kami putuskan untuk distribusikan videonya dalam bentuk DVD.

Yang mau pesan MAHIR BACA EKG (BASIC-Non Aritmia-Aritmia), bisa kontak kami disini ya

SMS/WA 085608083342 (Yahya) atau kontakin.com/dokterpost


=

Sumber Gambar: www.nationalcprassociation.com
Secara sederhana, gejala congestive heart failure terangkum pada gambar di atas. Yang menonjol adalah dispnea, orthopnea, suara crackle dan batuk darah pink. Gejala tersebut dapat terjadi jika pasien sudah mengalami edema paru.

Dalam kondisi CHF dengan edema paru, setidaknya ada dua obat penting yang perlu kamu berikan sebagai terapi

  1. ACE Inhibitor: Fungsinya untuk dilatasi pembuluh darah. Contohnya Captopril, dosisnya 3 x 6.25-12.5 mg. (rekomendasi medscape)
  2. Diuresis: Fungsinya untuk diuresis mengurangi cairan tubuh yang overload. Contohnya furosemid, dosisnya 1 x 20-80 mg. Dosis bisa dinaikkan jadi 3-4 x 20-40 mg. Namun, jangan melebihi 600 mg/hari. (rekomendasi medscape)

Beberapa artikel ilmiah merekomendasikan penggunaan nitrat bersama ACE inhibitor dan Diuresis dalam terapi Congestive Heart Failure. Penggunaan ISDN yang dikombinasikan dengan hydralazine dilaporkan bermanfaat dalam mengurangi mortalitas pasien CHF.

Semoga Bermanfaat^^


=
Sponsored Content

Kamu bisa baca lebih lanjut rekomendasi PAPDI untuk tatalaksana CHF yang lebih lengkap di Buku PPK PENATALAKSANAAN PAPDI. Kamu Dokter Umum? Kamu sebaiknya punya.

Pesan sekarang, SMS/WA 085608083342 (Yahya)

Related articles

  • Jul 31, 2020
Tatalaksana Chest Clapping untuk Fisioterapi Dada Pasien PPOK

Mukus atau secret diperlukan oleh tubuh untuk melembabkan dan menangkap mikroorganisme kecil...

  • May 09, 2020
Perubahan Diagnosis Dengue ICD 11

Tau dong, WHO sudah meluncurkan ICD seri 11, untuk menggantikan ICD 10. Ada perubahan signifikan...

  • May 02, 2020
Rangkuman Webinar PAPDI 30 April 2020

Bagus banget webinar PAPDI kemarin, tanggal 30 April 2020. Terutama materi yang dijelaskan Dr....